Mendengar kata urin, urine, air seni, atau air kencing yang terlintas dalam pikiran kita adalah aromanya yang bau, kotor, najis, dan harus dibuang atau dibersihkan….hehe, memang persepsi tersebut tidak lah salah..
Urin, air seni, air kencing
Urin memang salah satu produk ‘buangan’ yang harus dibuang dari tubuh. Nah, sebelum melangkah lebih jauh, apa sih definisi dari urin itu sendiri ? Apabila kita ingin mengetahui definisi ilmiah-nya, menurut beberapa sumber ilmu biologi yang dapat dipercaya dan saya peroleh (salah satunya dari wikipedia), Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darahyang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostatis (ketahanan atau mekanisme pengaturan lingkungan kesetimbangan dinamis dalam organisme secara konstan) cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter (saluran) menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Komposisi Urin
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisal. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumbernitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos atau pupuk organik.
Pemanfaatan Urin
Meskipun sebagai ‘produk buangan’, ternyata urin sejak dulu sudah banyak dimanfaatkan umat manusia. Urin manusia sudah lama dimanfaatkan dalam ‘terapi urin’, untuk pengobatan, pembersih luka, sampai untuk kosmetika (waduh…)
Pemanfaatan urin hewan ternak, sejak dulu telah dilakukan pula oleh bangsa Jepang untuk dijadikan pupuk. Dalam urin hewan ternak, ternyata berdasarkan penelitian misalnya dalam urin kambing sudah mengandung Nitrogen 36,9 – 37,31 %, Fosfat 16,5 – 16,8 ppm, dan Kalsium 0,67 – 1,27 %. Komposisi ini mirip dengan komposisi pupuk SP-36.
Berdasarkan penelitian pula, 2 (dua) kilogram pupuk urea ternyata setara dengan 2,5 liter pupuk dari hasil fermentasi urin kambing….wow. Dan berdasarkan data, rata-rata seekor kambing/domba dapat menghasilkan 2,5 liter urin per hari…waw. Dengan demikian, bagi para petani dan peternak akan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari limbah ternak berupa urin ini. Petani dapat lebih mandiri dan melepaskan ketergantungan terhadap pupuk kimia buatan/anorganik.
Berikutnya, mari kita bahas secara ringkas cara menghasilkan pupuk cair dari urin melalui proses fermentasi tersebut.
Fermentasi Urin dengan menggunakan SOT HCS
Fermentasi Urin bertujuan menghasilkan pupuk cair dengan bahan dasar urin dengan komposisi yang dihasilkan menjadi lebih baik. Salah satu dari reaksi positif yang terjadi dari fermentasi ini adalah adanya pengikatan Nitrogen yang lebih tinggi oleh mikroba selain sebagai dekomposer.
Dengan difermentasi, bau khas urin juga akan hilang karena berkurangnya jumlah gas amoniak, fermentasi dengan SOT juga dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri yang merugikan tanaman, tetapi dapat hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik, dan mikroorganisme bermanfaat lainnya.
Proses Fermentasi Urin
Alat dan Bahan :
- Tong plastik bertutup atau bisa memanfaatkan ember bekas cat tembok
- Gelas ukur atau gayung 1 liter
- Pengaduk
- Masker bila perlu (untuk yang tidak biasa dengan aroma urin…hehehe)
- Sarung tangan plastik
- SOT HCS
- Gula Pasir
Resep :
Berikut adalah resep perbandingan kebutuhan bahan-bahan :
- Urin ternak (kelinci, kambing, sapi) : 10 liter
- SOT HCS : 100 ml (± 10 tutup botol SOT HCS)
- Gula pasir : 2 (dua) sendok makan
Cara Kerja :
- Masukkan urin yang akan difermentasi ke dalam tong plastik.
- Ambil dan masukkan ± 500 ml urin ke dalam gelas ukur atau gayung, masukkan SOT HCS dan gula pasir, kemudian aduk sampai larut.
- Larutan SOT HCS tersebut kemudian masukkan ke dalam tong plastik yang telah berisi urin.
- Aduk larutan urin sehingga larutan SOT HCS tercampur dan larut dengan sempurna.
- Tutup tong plastik dan biarkan fermentasi berlangsung selama 1 x 24 jam
- Setelah selesai buka penutup dan biarkan dulu. fermentasi yang berhasil ditandai dengan terjadinya perubahan terutama aroma yang sudah tidak berbau urin lagi.
- Pupuk hasil fermentasi urin siap digunakan.
- Pupuk hasil fermentasi urin ini akan lebih baik lagi bila memanfaatkan urin dari hewan ternak yang telah menerapkan pola HCS dalam pemeliharaannya.
Aplikasi Pupuk Hasil Fermentasi Urin
Pupuk diaplikasikan dengan mencampurnya ke dalam air, berikut adalah beberapa cara aplikasi untuk tanaman dengan cara penyemprotan atau dikocorkan
1. Penyemprotan
Dosis urin hasil fermentasi untuk setiap tanki semprot (kapasitas ± 14 liter) :
- Urin Kelinci : 250 ml (atau setara ukuran 1 gelas air mineral)
- Urin Kambing : 750 ml (setara ukuran 3 gelas air mineral)
- Urin Sapi : 1500 ml (setara ukuran 6 gelas air mineral)
Cara Pencampuran :
- Hasil Fermentasi sesuai dosis perbandingan diatas dimasukkan ke dalam Tangki semprot.
- Tambahkan 8 tutup SOT (yang telah dilarutkan dalam 1 liter urin bersama gula)
- Tambahkan air hingga tanki semprot penuh
- Biarkan 15 menit sebelum larutan digunakan
- Baru kemudian gunakan untuk menyemprot tanaman
2. Dikocorkan
Pupuk juga bisa langsung dikocor atau dikucurkan langsung ke bagian akar tanaman dengan dosis sebagai berikut (dosis dengan urin dari kambing, urin dari hewan lain tinggal lihat perbandingan di atas) :
- Tanaman Kecil ( tomat, lombok, mentimun, pare, kacang, dll ). Dikocor pada bagian akar ± 1/4 gelas air mineral.
- Tanaman Besar ( mangga, jambu, belimbing, asem, klengkeng, dll ). Lakukan pengocoran pada bagian akar 1 – 2 gelas air mineral (250 – 500 ml)
Demikian secara singkat cara pemanfaatan urin ternak untuk dijadikan pupuk melalui proses fermentasi. Fermentasi urin ini diharapkan dapat lebih mengurangi ketergantungan kita terhadap pupuk kimia dan dapat menekan biaya untuk membeli pupuk.
Aplikasi ini akan sangat luar biasa hasilnya bila secara terpadu kita aplikasikan pula dengan penggunaan pupuk bokashi dan SOT HCS secara langsung.
Ok, sekian dan semoga bermanfaat…..
0 komentar:
Posting Komentar