Breaking News
Loading...

budidaya belut dalam kolam dan drum plastik
Budidaya Belut Dalam Kolam Atau Drum Plastik
Budidaya Belut Dalam Kolam Atau Drum Plastik - Alternatif budidaya perikanan selain ikan dan udang adalah belut sawah. Pembudidaya sering kali mengalihkan perhatiannya kepada belut sawah karena harganya yang cukup tinggi. Walaupun terjadi penurunan harga namun masih tetap memberikan nilai keuntungan yang cukup baik.

Kecuali itu hasil olahan belut sangat di gemari masyarakat semua kalangan, seperti kripik belut. Sehingga tidak ada kekhawatiran produk hasil budidaya belut tidak akan laku di pasaran. Bahkan justru permintaan pasar lebih besar dari pada hasil produksi.

Balut sawah yang juga dikenal dengan nama latin Monopterus albus zuieuw banyak di jumpai di daerah persawahan penghasil padi, seperti Cianjur - Jawa Barat, Delanggu - Jawa Tengah, Karawang - Jawa Barat atau daerah persawahan lainnya. Hal ini terjadi karena habitat belut adalah di lumpur persawahan, sehingga belut ini di namakan belut sawah.

Karena habitat aslinya di lumpur maka untuk membudidayakan belut sawah di perlukan adanya lumpur. Adapaun cara budidayanya adalah sebagai berikut :

Persiapan Kolam dan Media Pembesaran Belut 

Kolam sebagai tempat pembesaran belut sawah dapat di buat dari kolam beton, kolam terpal atau drum. Jika menggunakan drum atau tong sebaiknya di pilih drum plastik karena drum yang berbahan plastik tidak mudah rusak dan berkarat sehingga lebih tahan lama dan baik untuk kondisi lingkungan belut itu sendiri.

Cara membuat kolam tidak akan di ulas secara detail disini hanya saja yang harus diperhatikan dalam pembuatan kolam adalah kolam tersebut kedap air atau tidak bocor. Selain itu hendaknya di beri pelindung dari sinar matahari langsung. jika menggunakan drum posisi drum horisontal atau rebah dan di potong bagian yang mengahadap keatas untuk membuka drum tersebut. 

Media tempat tumbuh belut dapat mengambil lumpur dari sawah atau jika tidak tersedia dapat memodifikasinya dengan cara :

1. Pada bagian dasar kolam letakkan jerami dan batang pisang yang telah di cacah. lapisan ini di buat setebal kurang lebih 10 cm

2. Pada bagian atasnya tambahkanlah pupuk kandang seperti kotoran sapi atau kerbau, kompos, dedak atau bekatul, tanah dan pupuk urea (secukupnya) setebal 20 - 30 cm.

3. Kemudian isilah dengan air secara perlahan agar jerami dan batang pisang tidak terapung hingga melebihi tanah setinggi 10 cm. Tambahkan stater atau bioaktivator EM4 (dapat di beli di toko penyedia sarana pertanian) untuk mempercepat proses pembusukan jerami. Dengan busuknya jerami maka di harapkan banyak tersedia makanan alami bagi belut.

4. Diamkan media tersebut selama 2 minggu agar terjadi proses fermentasi atau pembusukan jerami.

budidaya belut
Drum Plastik lebih bagus untuk budidaya belut dari pada drum besi.

Menyiapkan Bibit Belut

Sambil menungu kolam dengan media yang di fermentasi siap pakai, ada baiknya menyiapkan bibit belut yang akan di budidayakan. Bibit belut dapat di peroleh dari pencari belut di sawah atau dari para pembudidaya lainya. Tentunya jika memilih bibit yang di peroleh dari alam akan memerlukan adaptasi terlebih dahulu sebelum di tebar kedalam kolam, karena kondisi alam atau sawah tentu agak berbeda dengan media yang kita buat, Tatapi jika memilih bibit dari para pembudidaya hal itu tidak di perlukan karena kondisi media yang di gunakan dapat di pastikan sama.

Yang perlu di perhatikan dalam pemilihan bibit belut adalah sebagai berikut :
- Ukuran bibit belut minimal 10 cm, jika lebih kecil dari pada itu prosentase kematian lebih besar.
- Hendaknya berukuran sama, jika ukuran berbeda maka dikhawatirkan terjadi kanibalisme, belut yang lebih besar memakan belut keci.
- Tidak terlihat adanya cacat fisik
- Sehat bergerak lincah dan aktif
- Tidak ada tanda tanda penyakit

Setelah kolam siap maka bibit belut dapat di tebar atau di masukkan ke dalam kolam. Jumlah yang dapat di tebar yaitu sekitar 50 - 100 ekor untuk ukuran kolam 1 m2. Pada awal masa setelah penebaran resiko kematian lebih besar, untuk mengatasinya yaitu dengan cara sering mengganti air dan menjaga kebutuhan pakan. 

Pemeliharaan Belut


Pemeliharaan belut cukuplah mudah yaitu dengan cara memberikan pakan secara rutin 2 hari sekali. Pakan yang disukai belut yang masih berukuran kecil adalah dari jenis pakan binatang hidup seperti cacing, ikan cere kecil, kecebong, kutu air, larva serangga dll. Sedangkan apabila sudah besar dapat di berikan pakan hidup yang berukuran lebih besar seperti ikan, keong, bekicot, kepiting yang telah di cacah dll.

Dapat juga di berikan pakan tambahan berupa pelet ikan. Pemberian pakan pelet ikan sebaiknya di atur jangan sampai terlalu banyak yaitu sekitar 5% dari berat bibit belut karena jika terlalu banyak, sisa pelet dapat merubah mutu air kolam yang berakibat pada kematian belut. Sisa pakan akan menyebabkan pH air naik. pH air yang di sukai belut berkisar 5 - 7

Tips lain untuk menambah nafsu makan dapat di berikan temulawak. Cara pembuatannya sekitar 200 gr temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut bersembunyi,

Panen Belut

Pembesaran atau budidaya belut dapat di panen pada usia 3 - 4 bulan yaitu setelah berukuran sekitar 30 cm. Ukuran belut tersebut lebih di sukai pasar domestik sedangkan untuk pasar luar negri atau ekspor lebih besar dari 30 cm dengan masa budidaya sekitar 4 - 6 bulan.

Pemanenan dapat dilakukan secara manual yaitu dengan pengambilan satu persatu atau dengan peralatan bubu. Belut yang berukuran kecil di pisahkan untuk di jadikan sebagai bibit pada periode budidaya berikutnya. Belut yang sudah di panen di taruh dalam bak berisi air yang bersih sebelum di lempar ke pasar.

0 komentar:

Posting Komentar