Breaking News
Loading...

Cara bertani seperti ini dianggap gila karena tidak memakai pupuk kimia, maklumlah petani menganggap pupuk kimia sebagai penyubur yang paling jitu. Bahkan banyak petani tidak tahu kalua pupuk dapat dibuat dari bahan alami.
Menananm padi tanpa pupuk kimia tanpa matun mungkin hal yang lumrah bagi petani saat ini. Pupuk kimia diibaratkan menu wajib bagi petani saat ini. Mereka yakin tanpa pupuk kimia tanaman padi mereka tidak akan tumbuh dengan baik bahkan mereka juga yakin, tanpa pupuk kimia hasil panen akan mengalami penurunan yang banyak.
Berbeda dengan yang dilakukan kebanyakan petani, pak Sholihin yang bertempat tinggal di Pandeyan kecamatan Ngemplak Boyolali ini, begitu dikenalkan dengan pola HCS ia memberanikan diri menanam padi jenis LongGreen tanpa menggunakan pupuk kimia sama sekali. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya pak sholihin memakai SOT dan PHEFOC disemprotkan setiap seminggu sekali, sementara tanah diberi pupuk kandang yang diolah dengan cara difermentasi serta memanfaatakan jerami padi untuk bokasi.
“saya punya ternak kambing pupluhan ekor. Kotorannya dikumpulkan untuk dijadikan pupuk. Saya juga campur gulma yang ada di sawah. Lalu sekarang saya tidak pernah bakar jerami lagi dibiarkan saja, saya simpan kotoran kambing, jerami, dan gulma dari sawah di shaung. Sama aja kayak fermentasi” kata pak sholihin.
Ia merasa dengan penggunaan pupuk tersebut, tidak perlu tergantung ketersediaan pupuk kimia di pasar karena pak solihin dapat memproduksi pupuk sendiri.”waktu pakai pupuk urea, saya harus membeli pupuk yang harganya 1 karung isi 50 kg seharga Rp 102.000. kini saya tidak perlu membeli lagi pupuk karena dari saya punya ternakkambing yang dapat memproduksi pupuk sendiri. Kalaupun ada bayaran paling untuk jasa angkut angkut. Lagi pula dengan harga Rp 102.000 bisa untuk dua hingga tiga kali musim tanam dengan cara bertani saat ini,” kata pak sholihin.
Bertani Organik Lebih mudah

Siapa yang tak kenal Bob Sadino? Pengusaha Nyentrik yang suka tampil di depan umum dengan memakai celana pendek itu bias menjual kangkung dengan harga Rp 26.000 sementara di pasaran tradisional, paling banter satu ikat kangkung dihargai Rp 3.000. kenapa bisa begitu? Itu karena pembeli yakin kangkung yang dipanen dari kebun Bob Sadino adalah kangkung organic. Yang diyakini sebagai produk pertanian organikyang bebas dari paparan pupuk dan pestisida kimia.
Meski dalam skala kecil, sejumlah mitra HCS (PT. Hidup Cerah Sejahtera)juga bisa menjual produk pertaniannya lebih tinggi diatas harga pasaran, itu karena pembelinya tahu, bahwa lahan pertanian mitra HCS pasti bebas dari penggunaan pupuk dan pestisida kimia.
Untuk mengajak petani diseluruh Indonesia kembali bertani secara organic, PT. Hidup Cerah Sejahtera menyediakan Suplemen Organik Tanaman (SOT) dan Pestisida Herbisida dan Fungisida Organik Cair (PHEFOC) sebagai pengendali hama.

SOT juga dimaksudkan sebagai alat bantu petani agar dapat membuat pupuk sendiri. Dengan bahan dasarnya adalah KOHE (Kotoran Hewan). Sementara Urine hewan jika dipadu dengan PHEFOC bisa menjadi bahan pengendali rumput sekaligus pengendali hama dan penyekit tanaman.
PT. HCS juga memasarkan Suplemen Organik Cair (SOC). Selama ini SOC juga sudah terbukti menjadi solusi buat peternak agar tidak setiap hari mencari rumput sebagai pakan ternak. Dengan memiliki SOC peternak bisa mengolah limbah pertanian apa saja yang penting tidak beracunmenjadi Pengganti Makanan Ternak (PMT) dengan demikian peternak tidaklagi harus bergantung pada ketersediaan Hijauan Makanan Ternak (HMT).
Itulah alasan kenapa PT. HCS menggunakan tagline BERTANI tanpa beli pupuk, tanpa beli pestisida dan tanpa matun serta BETERNAK tanpa ngarit, tanpa angon dan kotorannya tidak bau.
Tagline PT. HCS ini dibuat untuk mendukung Visi dan Misi PT. HCS yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang Sehat, Mandiri dan Sukses.
Otomatis masyarakat akan sehat jika produk pertanian dan peternakannya yang dihasikan sehat, bersifat organic. Masyarakat khususnya petani dan peternak akan mandiri jika tidak lagi bergantung pada pupuk dan pestisida kimia. Nah, jika masyarakat Indonesia sehat dan Mandiri, otomatis dia akan menjadi pribadi-pribadi yang sukses.
Begitulah PT. HCS yang berdiri sejak 26 Juli 2010 kini sudah menjalin kemitraan dengan sekitar 40.000 orang petani dan peternak di seluruh Indonesia. Petani HCS sudah merasakan betul manfaat bertani dengan bantuan SOT dan PHEFOC. Dengan SOT dan PHEFOC petani bisa menghemat biaya produksi, padahal hasil panennya tidak kalah melimpah bila disbanding mereka harus membeli dan menggunakan pupuk serta pestisida kimia. Kalo bisa membuat pupuk dan pestisida sendiri, kenapa harus beli?
Peternak yang menggunakan SOC dari PT. HCS pun tak kalah gembiranya. Kini peternak mitra HCS tidak perlu bingung memberi makan sapi dan kambingnya. Karena tidak lagi harus mencari rumput. Juga tidak perlu menggembalakan ternak karena HCS mengajari mitranya agar memelihara hewan dalam kandang. Dan, yang juga sudah menjadi bahan pembicaraan di mana-mana, berkat SOC, kandang mitra HCS ternayata tidak bau.
Peternak yang sudah punya SOC dari PT. HCS pun tidak harus membeli pakan pabrikan yang tidak mungkin mengandung bahan kimia. Itu sebabnya peternak sapi, kambing, ayam, itik, lele, belut, udang dll yang sudah menjadi mitra HCS juga bisa menghasilkan daging yang lebih sehat. Rendah kolesterol dan tinggi protein.
Kalau bisa membuat pupuk dan pestisida sendiri, kenapa harus beli?
Kalau bisa membuat pakan ternak sendiri kenapa juga harus beli?
Jadi, kalau Anda ingin sukses bertani dan beternak secara organic, paastikan Anda segera bergabung menjadi Mitra HCS.
Go…Organik…..
Salam sukses

0 komentar:

Posting Komentar